Rabu, 25 April 2012

Pengertian Prosa Fiksi

.
PROSA FIKSI
Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Karya sastra fiksi atau ada yang menyebut cerita rekaan, merupakan salah satu jenis karya sastra yang beragam prosa.
Prosa Fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. (aminuddin, 2002:66). Sedangkan M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, cerita berplot, atau cerita rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
Pengertian lain dikemukakan oleh Sudjiman, (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah cerita rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.
Logika dalam prosa fiksi adlah logika imajinatif, sedangkan logika dalam nonfiksi adalah logika faktual.
Prosa fiksi dapat dibedakan atas cerita pendek dan novel. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga, selain cerpen, dan novel, tersebut juga istilah roman.
Nurgiantoro (2000:10) MENGUTIP Edgar Alan Poe yang mengatakan cerpen merupakan prosa fiksi yang dibaca selesai sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampai dua jam, yang agak sulit jika dilakukan untuk sebuah novel.
Sudjiman (1984:14) mengemukakan bahwa cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal dominan.
Plot cerpen biasanya tungggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa, dan urutan peristiwa biasanya terjadi dari mana saja. Kalaupun ada perkenalan tokoh dan latar, tidak berkepanjangan. Karena plot tunggal, konflik dan klimak pun biasanya bersifat tunggal pula.
Tema dalam ceritera pendek biasanya hanya berisi satu tema. Hal itu berkaitan dengan keadaan plot yang juga tunggal dan pelaku yang terbatas. Sebaliknya, novel dapat saja menawarkan lebih dari satu tema, yaitu satu tema utama dan tema-tema tambahan.
Penokohan cerpen hanya terbatas, apalagi yang bersetatus tokoh utama. Tokoh cerpen terbatas baik jumlah maupun data-data tokoh, misalnya terkait dengan perwatakan. Dengan demikian pembaca harus menyimpulkan dan menerka sendiri perwatakan lengkap yang muncul dalam cerpen.
Pelukisan latar cerpen tidak memerlukan detil khusus tentang keadaan luar, misalnya tentang tempat dan sosial. Cerpen hanya memerlukan pelukisan secara garis besar saja atau bahkan secara implisit asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan (Nurgianytoro, 2000:13).
Cerpen lebih biasanya mendukung unity. Artinya segala sesuatu yang diceritakan mendukung tema utama. Semua unsur pembentuk cerpen harus saling berkaitan. Pencapaian kepaduan cerpen lebih mudah dicapai. Dalam novel agak sulit karena biasanya novel terbagi atas bab yang masing-masing berisi cerita yang berbeda.
Novel berasa dari kata novella (Italia) yang secara harfiah berarti ”sebuah barang baru yang kecil”. Novel pengertian menurut Sudjiman (1998:53) prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.
Plot novel, karena tidak keterkaitan dengan panjangnya tulisan, umumnya memiliki lebih dari satu plot. Plot novel biasanya terdiri plot utama dan subplot.
Tema dalam novel tidak menutup kemungkinan terdiri atas lebih dari satu tema, yaitu tema utama dan tema-tema tambahan.
Tokoh-tokoh dalam novel biasanya diceritakan lebih lengkap, misalnya cirri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat dan kebiasaan.
Pelukisan latar dalam novel, umumnya lebih rinci, sehingga dapat menggambarkan latar lebih jelas, konkret dan pasti.

Jenis–Jenis Prosa – Fiksi

Dari khasanah sastra modern, kita mengenal Ada beberapa jenis karya prosa fiksi, yaitu novel, novelet, dan cerita pendek (cerpen). 1) Cerita Pendek (cerpen)
Sumber : http://pengertianfiksi.blogspot.com/2010/03/pengertian-dan-ragam-prosa-fiksi.html

Kamis, 19 April 2012

Pembelajaran Menulis


Kesan mengikuti perkuliahan pembelajaran menulis
Hari pertama perkuliahan semester 4 pada jam pertama di isi oleh mata kuliah pembelejaran menulis dengan dosen Ibu Hj. Isna sulastri. Dra. M. Pd beliau sudah tidak asing di mata saya terlebih beliau sudah pernah memberi materi perkuliahan menulis pada seester 1, Selain cara pengajaran yang sangat ekspresif yang menjadikan ruang kelas tersa hidup, beliau juga selalu memberikan pengalaman mengajar dan ilmu-ilmu yang inovatif yaitu seperti dengan menugasi semua mahasiswa untuk membuat blog.
 Blog bagi saya bukan hal asing karna walaupun saya berada di kelas karyawan yang mayoritas mahasiswanya 30 tahun ke atas dan tidak sedikit dari mereka yang tidak cukup akrab dengan dunia internet, namun tidak bagi saya dan sedikit teman saya yang masih berusia muda yang rata-rata sudah bersahabat baik dengan mbah google ( panggilan akrab ibu isna ) ^_^.
Saya pun merasa tertantang untuk segera mengerjakan tugas membuat blog tersebut, awalnya saya beranggapan tidaklah sulit mengerjakanya cukup dengan intruksi yang sudah saya peroleh dan info-info dari beberapa sahabat yang terbiasa dengan dunia teknologi, ditunjang dari hal itu pastinya saya mampu dengan mudah menyelesaikan tugas pertama yang diberikan, ternyata tidak semudah yang dipikirkan, perlu beberapa hari untuk memperbaiki blog saya, sampai akhirnya selesai dalam waktu satu minggu di sela-sela kesibukan saya.
Syukur Alhadulillah kesan mendalam saya rasakan dalam penugasan pertama mata kuliah pebelajaran menulis, menantang sekaligus menyenangkan sangat bermafaat dan memotivasi saya untuk gemar menulis sehingga jendela ilmu akan terbuka bagi kemajuan intelektual saya dalam menciptakan karya tulis .
Thanks for Allah ^_^